Di sebuah proyek pembangunan gedung sekolah di Sumatera Barat, kontraktor dan pemilik proyek berselisih karena perbedaan pemahaman tentang pekerjaan lansekap dan pagar pembatas. Keduanya merasa itu bukan bagian dari lingkup pekerjaan konstruksi yang disepakati.
Hasilnya? Proyek mangkrak selama 6 bulan. Biaya membengkak. Kredibilitas terguncang. Semua hanya karena tidak memahami secara menyeluruh apa saja yang termasuk dalam pekerjaan konstruksi bangunan.
Ketidaksesuaian klasifikasi bisa sebabkan kegagalan tender
Banyak perusahaan konstruksi gagal memenangkan tender karena lingkup pekerjaan yang diajukan tidak sesuai dengan subklasifikasi di LPJK. Misalnya, perusahaan dengan subklasifikasi BG004 (pekerjaan struktur gedung) mengajukan proyek interior, padahal itu masuk ke BG008.

Baca Juga: Syarat CV Perusahaan yang Bikin Auto Lolos Tender: Dari Legalitas hingga Laporan Keuangan
Pengertian dan Komponen Lingkup Pekerjaan Konstruksi
Definisi menurut regulasi nasional
Menurut Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2021, pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan pekerjaan yang mencakup pembangunan, pemeliharaan, dan pembongkaran bangunan. Ini meliputi pekerjaan sipil, arsitektural, mekanikal, elektrikal, dan lingkungan.
Komponen utama dalam lingkup konstruksi
- Pekerjaan persiapan: pembersihan lahan, pematangan tanah, pagar pengaman.
- Pekerjaan struktur: pondasi, kolom, balok, pelat lantai.
- Pekerjaan arsitektur: dinding, plafon, finishing, atap.
- Pekerjaan MEP: instalasi listrik, plumbing, HVAC.
- Pekerjaan lansekap dan penunjang: taman, pagar, saluran air hujan.

Baca Juga: Stop Rugi! Biaya Pembuatan PT di Notaris: Jurus Jitu Kontraktor Membangun Authority Bisnis
Klasifikasi Lingkup Pekerjaan Konstruksi Berdasarkan SBU
Pengelompokan berdasarkan SBU BG (Bangunan Gedung)
SBU BG dikelompokkan menjadi beberapa subklasifikasi, antara lain:
- BG001 – Pekerjaan Beton.
- BG004 – Struktur Gedung.
- BG008 – Interior dan Arsitektur.
- BG009 – Renovasi dan Perawatan Gedung.
Kesalahan umum saat memilih klasifikasi
Seringkali perusahaan memilih klasifikasi hanya berdasarkan jenis proyek (misalnya “pembangunan hotel”) tanpa melihat jenis pekerjaan dominan. Padahal, jika proyek hotel didominasi pekerjaan MEP, maka klasifikasi yang tepat bisa jadi ME001 atau ME004, bukan BG semata.
Manfaat klasifikasi yang akurat
Dengan memilih klasifikasi SBU yang tepat, perusahaan bisa:
- Memenangkan tender lebih mudah karena sesuai regulasi.
- Terhindar dari gugatan akibat pekerjaan di luar kapasitas legal.
- Menunjukkan profesionalisme dan kredibilitas perusahaan.

Baca Juga: Syarat Pembuatan CV Perusahaan: 7 Kunci Legalitas Anti-Gagal di Era Digital!
Lingkup Pekerjaan Berdasarkan Tahapan Proyek
Pra konstruksi
Tahap ini meliputi survey lahan, studi kelayakan, desain awal, hingga penyusunan anggaran biaya. Konsultan perencana dan tim manajemen proyek berperan besar di sini.
Konstruksi fisik
Inilah tahap eksekusi pekerjaan lapangan: pembangunan struktur, pemasangan komponen arsitektur, instalasi MEP, pengawasan mutu, dan manajemen keselamatan kerja (K3).
Pascakonstruksi
Pekerjaan seperti commissioning (uji sistem), pelatihan penggunaan gedung, dan pemeliharaan awal termasuk dalam lingkup pascakonstruksi. Tahapan ini sering dilupakan padahal menentukan keberhasilan proyek jangka panjang.

Baca Juga: Jalan Pintas Legalitas Bisnis: Bongkar Tuntas Syarat Pembuatan CV (Commanditaire Vennootschap) di Era OSS RBA!
Tantangan Dalam Menentukan Lingkup Pekerjaan Secara Akurat
Dokumen tender yang tidak lengkap atau ambigu
Salah satu sumber konflik proyek adalah dokumen tender yang tidak secara rinci mendefinisikan lingkup pekerjaan. Banyak yang hanya mencantumkan “membangun gedung” tanpa merinci apakah termasuk pagar, taman, atau signage.
Kurangnya pemahaman teknis dari pemberi kerja
Banyak pemberi kerja (owner) yang tidak berlatar belakang teknik konstruksi. Ini menyebabkan ekspektasi kerja tidak selaras dengan kenyataan teknis di lapangan.
Perubahan lingkup di tengah proyek
Sering terjadi perubahan desain atau tambahan pekerjaan tanpa revisi kontrak. Tanpa administrasi yang rapi dan komunikasi terbuka, hal ini bisa menjadi sumber sengketa.

Baca Juga: Jangan Tertipu! Bongkar Tuntas Persyaratan Membuat PT: Legalitas Adalah Aset Bisnis Utama Anda
Contoh Nyata Lingkup Kerja Proyek Bangunan Gedung
Proyek gedung perkantoran 8 lantai
Lingkup pekerjaan mencakup:
- Struktur beton bertulang.
- Fasad ACP dan curtain wall.
- Lift, AC sentral, dan genset.
- Interior ruang kantor dan area publik.
- Saluran air hujan dan sumur resapan.
Proyek rumah sakit tipe B
Lingkup pekerjaan lebih kompleks karena melibatkan sistem HVAC tekanan negatif, pemisahan limbah medis, hingga sistem tata udara steril untuk ruang operasi. Pengalaman dan SBU khusus menjadi keharusan.
Proyek sekolah negeri
Biasanya mencakup gedung kelas, ruang guru, toilet, taman, pagar, dan saluran air. Karena didanai APBN/APBD, proyek ini juga mensyaratkan akuntabilitas tinggi dan SBU resmi.

Baca Juga: Jalur Kilat! Rahasia Tuntas Pendaftaran PT Perorangan Hanya dalam 1 Hari Tanpa Ribet Notaris
Peran SBU dalam Menentukan Legalitas dan Lingkup Pekerjaan
SBU sebagai bukti kompetensi dan legalitas
SBU (Sertifikat Badan Usaha) menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan legal dan teknis untuk menjalankan proyek tertentu. Diterbitkan oleh LPJK, SBU mencantumkan klasifikasi pekerjaan yang menjadi batasan hukum perusahaan.
Kesesuaian SBU dengan dokumen penawaran tender
Pada proses tender, dokumen SBU menjadi bahan evaluasi utama panitia. Jika klasifikasi tidak sesuai dengan lingkup kerja, maka otomatis perusahaan akan didiskualifikasi, meski secara teknis mumpuni.
Upgrade SBU untuk perluasan jenis pekerjaan
Perusahaan yang ingin memperluas lingkup pekerjaan harus melakukan upgrade SBU. Misalnya, kontraktor sipil yang ingin masuk ke proyek bangunan harus menambah klasifikasi BG ke dalam SBU-nya.

Baca Juga: Bongkar Tuntas Cara Membuat PT atau CV 2025: Pilih Legalitas Tepat untuk Authority Bisnis Anda
Strategi Menentukan dan Mengelola Lingkup Pekerjaan Secara Efektif
Menggunakan dokumen teknis dan spesifikasi rinci
Lingkup pekerjaan harus ditulis dalam format teknis, bukan deskripsi umum. Gunakan gambar kerja, RKS (Rencana Kerja dan Syarat), dan BoQ (Bill of Quantity) yang detail sebagai acuan.
Menyusun scope of work (SoW) yang disepakati bersama
Dokumen SoW harus menjadi bagian dari kontrak. Dalam dokumen ini, setiap pekerjaan dijelaskan: siapa yang mengerjakan, kapan dilakukan, dan apa batasannya. Ini mencegah multitafsir.
Kolaborasi erat antara tim teknis, legal, dan komersial
Penyusunan lingkup pekerjaan sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh tim teknik. Harus ada masukan dari bagian legal dan komersial untuk memastikan bahwa aspek kontraktual dan bisnis juga terpenuhi.

Baca Juga: Kupas Tuntas Cara Membuat PT di Era OSS RBA: Jurus Jitu Legalitas Usaha Anti-Ribet
Pastikan Lingkup Pekerjaan Anda Sah dan Sesuai SBU
Kesalahan kecil bisa berdampak besar
Lingkup pekerjaan yang tidak jelas atau tidak sesuai klasifikasi dapat mengakibatkan kegagalan tender, konflik lapangan, hingga gugatan hukum. Maka penting untuk memahami, menuliskan, dan mengkomunikasikan lingkup pekerjaan secara akurat sejak awal.
Profesionalisme dimulai dari kejelasan administrasi
Perusahaan konstruksi yang tertib administrasi menunjukkan keseriusan dan tanggung jawabnya. Hal ini memberikan kepercayaan lebih di mata mitra kerja, pemerintah, maupun masyarakat.
Butuh bantuan mengurus SBU sesuai jenis pekerjaan?
Kami siap membantu Anda mengurus dan mengklasifikasikan SBU sesuai lingkup pekerjaan konstruksi Anda di seluruh Indonesia! Dengan pengalaman, akses resmi LPJK, dan tenaga ahli bersertifikasi, sbu-konstruksi.com hadir sebagai mitra terpercaya untuk layanan SBU Jasa Konstruksi. Hubungi kami hari ini untuk konsultasi GRATIS dan mulai langkah legal Anda dalam industri konstruksi!